Wisnu yang masih sangat muda sebagai pelajar SMA Taruna Nusantara, Magelang, Jawa Tengah, mampu mencuri perhatian dunia internasional sebagai penemu muda. Temuannya adalah detektor telur busuk yang dilengkapi sensor.
Menurut Wisnu, ide penemuannya itu berawal dari ibunya yang suka bikin kue. Lalu di pasar ada orang yang mendeteksi telur busuk, telurnya dibungkus koran dan diterawang.
Alhasil, Wisnu membuat senter yang dilengkapi sensor cahaya dan kalibrator. Temuannya ini menarik perhatian pengunjung International Exhibition of Young Inventors (IEYI) di Kuala Lumpur, Malaysia, tanggal 9-11 Mei 2013 kemarin.
Pada saat digunakan, detektor Wisnu itu, jika cahaya tembus, akan nyala lampu hijau. Apabila gelap, senter akan menyala merah dan berbunyi.
Antusias para pengunjung IEYI cukup tinggi atas temuan Wisnu ini. Temuannya juga sampai mendapatkan perhatian dari para penggiat industri yang hendak membeli hak ciptanya.
Ada yang minta kontak Wisnu, menanyakan alatnya dijual berapa ringgit. Ada juga yang mengatakan kalau bisa alat ini dibuat otomatis.
Wisnu berencana mengembangkan alat serupa yang telah menggunakan karet roda, sehingga telur-telur tersebut secara otomatis berjalan ke arah sensor dan dipisahkan oleh lengan mekanik, antara yang busuk dan yang tidak.
Wisnu adalah peserta penemu muda terbaik diantara 64 prototipe dari 13 negara yang ikut dalam ajang ini. Ia mendapatkan medali emas dan piala The Best Inovation, sebagai penghargaan tertinggi di acara tersebut.
Kita berharap akan lahir para penemu muda lainnya dari Indonesia.