10.36
0

Ketika putra Anda lebih suka bermain dengan anak-anak perempuan, atau bermain boneka, pertanyaan mengusik batin Anda: Normalkah anak saya?

Saat ini tidak sedikit terjadi penyimpangan peran jenis kelamin dalam masyarakat. Hal ini menimbulkan kekhawatiran ketika menemukan anak laki-laki bersikap feminin, cenderung suka bermain dengan anak perempuan atau bermain boneka. 

Anak laki main boneka
Para orangtua lantas berasumsi, bergulat, bermain mobil-mobilan atau bermain hanya dengan anak laki-laki dapat menghindarkan buah hatinya dari kebingungan akan orientasi dan peran jenis kelamin. Benarkah demikian?

Bukan hanya satu faktor. Sejak lama masalah ini diperdebatkan dan belum ada satu jawaban pun yang dapat membuat orangtua tenang. Teori Sigmund Freund, ahli psikologi analisa asal Jerman, kerap digunakan untuk menjawab problematika tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi dikemukakan Freud dalam teorinya.

Secara garis besar ada tiga faktor, yaitu diturunkan secara genetis, dipengaruhi lingkungan sosial dan yang terakhir, Freud meyakini semua faktor yang ada di sekeliling individu bersinergi memicunya. 

Gabriele Haug-Schnabel, psikolog dan konsultan di Kandern, Jerman, berpendapat bahwa semua faktor tadi tidak secara langsung menjawab ketakutan orangtua ketika melihat anak laki-lakinya cenderung feminin. Ia sendiri cenderung melihat kesukaan anak laki-laki untuk mencoba pakaian anak perempuan atau bermain hanya dengan anak perempuan sebagai kegiatan eksperimen.

Anak-anak itu unik. Terkadang mereka suka mencoba hal lain dari yang lazim dilakukan anak-anak pada umumnya. Yang dibutuhkan si lima tahun jika keadaannya demikian adalah dorongan orangtua untuk mengenali potensi-potensi diri dengan cara lain. Tidak  disaarankan orangtua bersikap kaku, diskriminatif dan marah menyikapi perilaku anak laki-lakinya yang semacam ini