16.47
0

Air mata darah sudah tak keluar lagi dari kelopak mata Cela Melina Putri (2), setelah dirawat selama sepekan di RSUD Bojong. Penyakit yang dialami putri pasangan Tika dan Agus Setiawan ini banyak mengundang empati masyaraka Desa Bojong Cideres, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Majalengka.

Air Mata Darah Cela Tidak Lagi Mengalir
Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Desa 8ojong Cideres, Andi Supriadi (53), menunjukkan bukti foto Cela Melina Putri (2) yang pernah menangis dengan mengeluarkan air mala darah, Sabtu (2/3/2013)

Di RSUD Bojong, Cela ditempatkan di kamar isolasi. Di sana, balita itu mengundang rasa penasaran. Sejumlah orang di rumah sakit pun sempat berdesak-desakan ingin melihat sang bayi. Cela menangis tapi tak mengeluarkan air mata darah.

Air Mata Darah Cela Tidak Lagi Mengalir 2
Tika (20) menggendong putrinya, Cela Melina Putri (2), yang pernah menangis dengan mengeluarkan air mala darah, Sabtu (2/3/2013)


Ibu Cela, Tika mengatakan, biasanya saat menangis anak sulungnya sering mengeluarkan darah dari mata, jidat, serta hidung. Menurut dia, Cela mengalami hal itu sejak berumur dua bulan.

Bahkan, pada usia tiga bulan, anak kecil itu pernah mengeluarkan darah dari alat vitalnya.
Tika menyebutkan hal aneh yang dialami Cela diiringi kerontokan rambut dan bintik-bintik darah di kepala serta kedua lengan Cela. Hal aneh lain, usia Cela dalam kandungan enam bulan lebih lama daripada kondisi normal.

"Usia Cela di kandungan selama 15 bulan," katanya.Tika mengharapkan di tengah kondisi kesulitan keuangan putrinya bisa kembali normal.

Dokter di RSUD Bojong melakukan dua jenis pemeriksaan terhadap Cela, pemeriksaan kesehatan mata dan tes darah. "Hasil tes dokter spesialis mata menunjukkan tak ada gangguan atau kelainan pada bayi itu," ujar asisten dokter spesialis mata RSUD Bojong, dr Hany Atus Sholihah, Sabtu (2/3).

Menurut Hany, secara medis memang penyakit infeksi mata yang berujung adanya air mata darah saat seseorang menangis. "Itu disebut conjunctivitis haemorrhagis, tapi hasil pemeriksaan tidak ada pada Cela," ujarnya. Saat ini dokter sedang memeriksa darah balita dengan usia 21 bulan itu.

Cerita tentang Cela menghebohkan Desa Bojong Cideres karena pekan lalu orang tua balita itumelaporkan musibah yang menimpa putrinya ke kantor Desa Bojong Cideres.

"Waktu itu, saya lihat sendiri darah di mata Cela," ujar Kepala Desa Bojong Cideres, Dian Rusmandiana (42), saat ditemui wartawan, Sabtu (2/3/2013) sore.

Dian mengatakan, ia bersama pengurus desa segera membawa balita itu ke rumah sakit umum daerah Bojong.

Pihak desa mengurus keperluan Cela di rumah sakit. "Kami pun mengurus surat pindah dan KTP ibunya (Tika)," kata Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Bojong Cideres, Andi Supriadi (53). Itu untuk mengurusi jaminan kesehatan daerah (Jamkesda) Tika yang masih tercatat sebagai warga Sumedang.

Andi menyatakan proses kepindahan menyamakan catatan penduduk Tika dengan Agus, warga Bojong Cideres, sudah tuntas. "Senin (5/3/2013) mungkin selesai Jamkesdanya, karena Sabtu-Minggu ini libur," ujarnya. Menurut Andi, Tika baru menetap di Majalengka sejak tiga bulan lalu. (Tribun Jakarta)