Saat ini anak-anak dikelilingi oleh iPad, video game, dan gadget lain yang membuat mereka bisa terkoneksi dengan dunia maya. Jika kita membatasi penggunaan gadget atau tidak mengabulkan permintaannya membeli gadget, kita akan mendengar rengekannya: “Tapi temanku punya satu” atau “Kalau mamanya temanku boleh”.
Masalah muncul lagi dengan hadirnya Facebook. Persoalan bertambah terkait etis-tidaknya anak-anak memiliki akun Facebook, dan ini menjadi dilema yang harus segera kita pecahkan. Namun, argumen mengenai kepemilikan akun Facebook jauh lebih sulit. Sebab, kenyataannya Facebook memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan saat kita hendak membolehkan atau melarang anak membuat akun jejaring sosial ini. Ini contohnya:
Manfaat atau keuntungan facebook bagi anak:
1. Keterampilan sosial
Facebook memungkinkan anak untuk menjalin pertemanan dengan banyak orang. Ketika digunakan dengan cara yang benar, media sosial dapat meningkatkan rasa percaya diri anak dan membantu mereka mengurangi perasaan kesepian, terisolasi, dan tidak memiliki teman.
2. Penyataan diri
Profil Facebook memberikan anak "halaman rumah" di web, di mana mereka dapat mengekspresikan diri dan berbicara tentang minat dan kepentingan mereka. Mereka bisa bergabung dengan komunitas-komunitas tertentu, dan mencari tahu banyak tentang bidang-bidang yang membuat mereka tertarik seperti lingkungan, hewan, seni, atau musik.
3. Kompetensi digital
Mengelola halaman Facebook mengajarkan anak bagaimana menulis komentar dan mengunggah foto, atau bagaimana menavigasi web. Anak dapat menguasai keterampilan media sosial yang nantinya akan semakin penting ketika usia mereka bertambah.
4. Membantu menyelesaikan PR
Sebagian besar anak menggunakan jejaring sosial untuk membahas pekerjaan sekolah. Diskusi bersama tentang tugas sekolah adalah salah satu alasan terbaik untuk memperbolehkan mereka mengakses ke jejaring sosial.
Bahaya atau kekurangan facebook bagi anak:
1. Anak-anak menjadi kasar
Jejaring sosial memberikan kebebasan atau ruang untuk mengekspresikan diri dengan berkomentar. Namun komentar yang dikeluarkan bisa saja menyinggung orang lain. Kalaupun anak kita tidak melakukannya, ia menjadi terbiasa dengan ejekan, olok-olok, web bullying, dan semacamnya. Bisa saja ia mengganggap hal tersebut sesuatu yang lumrah, lalu melontarkannya pada kita ketika mereka tidak sepakat dengan kita. Akibatnya, terjadi pergeseran nilai tentang kesantunan yang kita tanamkan selama ini.
2. Facebook adalah pintu gerbang dunia maya
Tidak mungkinmengisolasi akun Facebook dari seluruh jaringan internet yang lain. Jika kita berpikir anak terlalu muda untuk menjelajahi internet atau tidak dapat dipercaya untuk tetap mengakses Facebook, maka memperkenalkannya dengan Facebook dan membuat akun sendiri adalah ide yang buruk.
3. Waspadalah terhadap teman dari teman
Sering kali bukan teman anak kita yang memberi pengaruh buruk, melainkan teman-teman dari temannya. Ketika anak menerima permintaan teman (friend's request), pastikan kita memeriksa akun mereka dan daftar teman mereka (Jika kita berteman dengan anak kita, kita harus berhati-hati dengan halaman kita juga!). Beri contoh yang baik cara menggunakan jejaring sosial. Ingat, anak cepat belajar dari mencontoh orangtuanya.
Apa pun keputusan kita tentang Facebook, cobalah untuk membuat keputusan dan kesepakatan bersama anak sebelum membuat akun. Kita pasti tidak ingin anak kita lari ke rumah temannya dan membuat akun sendiri, kan? (Bpost online)