13.35
0

Rasulullah bersabda:
“Tidak ada seorang yang memenuhi satu bejana yang lebih buruk dari pada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap yang dapat menegakkan tulang punggungnya. Kalau harus memenuhinya maka hendaknya yang sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiganya untuk nafas.” (HR. Ahmad, Tirmizi dan lainnya) .

Kegemukan, Sunnah Nabi, dan Fakta Ilmiah


Ilmu pengetahuan telah sampai pada kesimpulan bahwa kegemukan dari segi kesehatan dianggap satu kesalahan dalam gizi. Hal itu disebabkan oleh penumpukan kolestrol atau tidak stabilnya endocrine (ghuddah shamma’, cairan dalam tubuh). 

Faktor keturunan tidak memiliki peran besar dalam kegemukan sebagaimana yang diyakini oleh sebagian orang. Penelitian ilmiah menegaskan bahwa kegemukan mempunyai efek yang berbahaya bagi badan manusia. 

Sebuah perusahaan asuransi di Amerika mengeluarkan data statistik yang menyatakan bahwa semakin panjang diameter perut seseorang maka semakin pendek umurnya. Seseorang yang diameter perutnya melebihi diameter dadanya prosentasi kematiannya lebih besar.

Studi ilmiah juga menyebutkan bahwa penyakit gula kebanyakan mengenai orang yang gemuk, bukan orang yang normal. Kegemukan juga bisa mengganggu fungsi anggota badan yang lain terutama jantung; dimana kolesterol yang akan menempati sebagian tempat yang kosong dari syaraf-syaraf jantung. Hal itu sangat mempengaruhi kerja jantung. semakin panjang diameter perut seseorang maka semakin pendek umurnya

Sungguh benar sabda Rasulullah yang mewanti-wanti akan kegemukan dan kolesterol. Beliau bersabda , “Perut besar adalah sarang penyakit.”

Studi ilmiah melarang penggunaan obat-obatan untuk menurunkan berat badan karena sangat berbahaya. Studi ilmiah juga menunjukkan bahwa solusi terbaik untuk menurunkan dan menjaga berat badan adalah mengikuti apa yang diperintahkan Allah agar tidak berlebih-lebihan dalam makan, dan mengikuti anjuran Rasul dalam cara makan seperti yang tertera dalam hadits yang kita sebutkan 

Itu juga sebagai penerapan firman Allah Ta’ala,
“Wahai anak Adam, gunakanlah perhiasanmu pada setiap masjid, makanlah, minumlah dan jangan berlebih-lebihan sesungguhnya dia tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf:31).

Dengan demikian Islam telah mendahului ilmu barat modern sejak lebih dari 14 abad yang lalu dalam menganjurkan pentingnya keseimbangan dalam makan minum dan memperingatkan bahaya berlebih-lebihan dalam hal diatas. 
Rasulullah bersabda: “Asal segala penyakit adalah kekenyangan.”
(Hadits ini disebutkan oleh Suyuthi dalam kitab Jami’us Soghir).

Hadits ini termasuk petunjuk yang jelas dalam menjaga kesehatan alat pencernaan, yang berarti menjaga badan secara keseluruhan dari bahaya keracunan yang ditimbulkan akibat kekenyangan; akibat perut besar karena makanan yang melebihi kapasitas kerjanya. Juga yang ditimbulkan oleh keharusan mencerna makanan baru sebelum yang pertama selesai dicerna.

Semua itu mengakibatkan sulitnya pencernaan dan pengasaman lambung yang dapat mengakibatkan terjadinya radang-radang tajam yang menular yang terus-menerus, akibat dari menetapnya bakteri-bakteri yang mengalirkan racun melalui aliran darah. 

Kondisi seperti ini akan mempengaruhi alat syaraf, alat pernafasan, alat buang air dan alat-alat lain yang merupakan alat vital dalam badan sehingga akan menimbulkan gangguan dalam fungsi masing-masing.

Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa sumber pokok dari timbulnya segala penyakit itu berlebih-lebihan dalam makan sehingga menjadi kekenyangan yang mengakibatkan adanya banyak penyakit sebagaimana yang dinyatakan penelitian ilmu kedokteran modern. (jurnal haji umroh)