15.10
0
Seorang pelajar Sekolah Dasar (SD) berinisial MAS (12) di Kabupaten Luwu, Sulsel, terpaksa diamankan polisi lantaran melayangkan teror bom melalui Short Message Service (SMS) kepada Ketua Panitia Sepeda Santai TNI-Polri, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Hasmawati. MAS diciduk dikediamannya, Jalan Sungai Pareman, Desa Sabe, Kecamatan Belopa Utara, Kabupaten Belopa, Luwu, Sulsel, Rabu (28/02/2013).



Aksi teror bom melalui SMS dilakukan pelaku, Minggu (17/02/2013), sekitar jam 14.45 Wita, dan dikirim sebanyak empat kali kepada Ketua Panitia pelaksana. Dalam SMS teror, dia menuliskan "Jangan mengadakan sepeda santai karena anda akan mati satu per satu. Ingat ini".

SMS kedua berbunyi "kita semua akan menerorkan bom molotov seperti di gereja Makassar, ingat ini". SMS ketiga dan keempat di waktu yang berbeda dengan bunyi yang sama "ingat ini".

Wakasat Reskrim Polrestabes Makassar Kompol Anwar Hasan mengatakan, pengirim SMS menggunakan nomor ponsel 085342622XXX dan dikirim ke nomor 081342458XXX yang merupakan nomor panitia pelaksana. Nomor yang tertera di salah satu media cetak di Makassar ini tidak lain adalah nomor Humas RS Bhayangkara.

"Korban diancam untuk tidak menyelenggarakan kegiatan tersebut (sepeda santai), karena jika dilakukan, maka peserta akan mati satu per satu. Pelaku saat ini sudah diamankan di markas Polrestabes Makassar, tetapi mengingat pelakunya masih di bawah umur, kita akan lakukan pembinaan saja," kata Anwar, Jumat (01/03/2013).

Sementara itu, MAS yang masih bocah ini dengan polosnya mengatakan, ia melakukannya sendiri tanpa suruhan siapapun dan hanya iseng-iseng. Tindakan ini dilakukan tanpa sepengetahuan orangtuanya.

"Saya SMS hanya iseng-iseng saja dan setelah saya kirim, SMS langsung dihapus supaya tidak diketahui kedua orangtua saya," tutur MAS kepada KOMPAS.com di Polrestabes Makassar.

Orangtua MAS, Aziz Usman, mengatakan baru mengetahui peristiwa itu setelah petugas kepolisian datang ke rumahnya dan menjelaskan bahwa anaknya telah mengirim SMS ancaman bom di Makassar.

"Saya dari orangtua MAS meminta maaf atas kejadian ini kepada semua pihak yang telah merasa dirugikan dengan kelakuan iseng anak kami, dan saya berjanji akan membina anak ini dengan baik dengan tidak memberikannya lagi handphone," katanya.