Sobat, pernah kebayang nggak mengapa Valentine Day atau Hari Kasih Sayang versi kebanyakan orang tak beriman disingkat menjadi V Day? Bagi para wanita istilah V itu sangat sensitif sekali. V bisa melambangkan bagian terpenting seorang wanita. Secara tidak langsung inilah yang menjadi tujuan utama diadakannya V Day. Pesta yang tidak halal untuk merenggut kehormatan terpenting wanita. Tidak perlu diperjelas lagi ya, apa itu kepanjangan dari V? Insya Allah semuanya sudah paham V, apalagi Ms. V itu mengacu pada apa, bukan?
Mungkin saja coklat dan bunga enggak berpengaruh buruk? Tapi apakah pernah terbayangkan kalau itu hanya bungkus saja dan di dalamnya benar-benar ada benda yang bernama kondom? Na'udzubillahi min dzalik. Untuk menyegarkan ingatan kita tentang asal muasal V Day, mari kita kembali ke masa pagan Romawi beberapa periode yang lalu sebelum manusia mengenal Allah Sang Pencipta.
Awalnya V Day merupakan perayaan di zaman pagan yang dikenal dengan Lupercalia. Nama ini diambil dari nama Dewa Lupercus yang melambangkan kesuburan bangsa Romawi. Biasanya di masa itu dirayakan setiap tanggal 13-18 Februari. Dewa ini juga dikenal sebagai Dewa Pan yang disimbolkan dengan kepala kambing. Bisa jadi kepercayaan orang tentang kambing yang bisa menyuburkan pasangan suami istri diambil dari sejarah ini ya? Wallahua'lam bishshawab. Ada kemiripan dewa ini dengan sesembahan kaum Yahudi yang dikenal sebagai Baphomet.
Dewi Juno atau lebih akrab dikenal Hera dalam mitologi Yunani juga disembah dalam perayaan V Day. Dewi ini perlambang pernikahan dan kesuburan. Karena dari tadi pembahasannya tentang kesuburan, sangat eratlah kaitannya dengan hubungan badan antara pria dan wanita yang menjadi agenda utama perayaan V Day ini. Lagi-lagi istighfar banyak-banyak, yuk!
Maka dari itu, dalam bentuk kunonya acara V Day berupa pemasang-masangan para pria dan wanita. Mereka dihidangkan untuk melakukan percintaan semalaman. Jadilah perayaan V Day identik dengan bersenang-senang. Perayaan ini berlangusng bertahun-tahun lamanya sampai Kristen menjadi agama negara Romawi. Kemudian pada 496 Masehi Paus Gelasius memutuskan perayaan Lupercaliasebagai hari raya gereja karena benar-benar tak sanggup mengahapuskan kebiasaan pagan ini. Jadilah namanya yang semula Festival Lupercalia menjadi Valentine’s Day (V Day). Dikaranglah sebuah cerita orang suci (saint) Saint Valentinus yang tewas demi cinta. Namun sangat disayangkan esensi acara itu tetap sama yaitu kesuburan yang dilambangkan dengan pesta yang tidak halal antara pasangan pria dan wanita.
Barulah pada 1969 gereja benar-benar melarang V Day. Hal ini sangatlah terlambat! Cerita St. Valentinus sudah keburu melegenda dan maksiat sudah mendarahdaging untuk dilegalkan atas nama cinta. Betapa kasihan yang namanya “cinta” itu. Sampai saat ini Barat seperti Inggris, Amerika, Eropa, dan belahan dunia pada umumnya mengaku terdapat lonjakan hubungan seks di luar nikah sebelum dan setelah tanggal 14 Februari.
Sehingga, untuk mengurangi aksi-aksi yang tidak diinginkan ada beberapa kampanye yang dilakukan. V Day di Inggris dikenal sebagai “The National Impotence Day” yang dimaksudkan untuk menghimbau para pemuda untuk tidak berhubungan badan selama seminggu itu. Amerika memperingatinya sebagai “National Condom Week”. Mereka sangat sadar V Day sama dengan Sex Day. Na'udzubillahi min dzalik. Bagaimana pendapat Sobat tentang Indonesia?
Berdasarkan catatan Ustadz Felix Y. Siauw ada 413 orang yang disurvei 26,4 % merayakan V Day dengan gebetan atau pacar atau kekasih mereka. Agenda yang dipilih bukan hanya jalan-jalan, makan-makan, dan berciuman, tapi juga hubungan badan. Data ini berdasarkan survei Koran PR tahun 2005. Kompas pada 2006 juga menemukan 54 % remaja di Bandung pernah berhubungan badan, kota lain seperti Jakarta: 51 %, Medan 52 %, dan Surabaya 47 %.
Parahnya lagi bisnis kondom untung pesat di musim V Day ini. Penjualannya meningkat 40-80 % bahkan terjual habis!. Beginilah kengerian yang dibungkus dengan imut-imut dan serba pink. V Day sudah tidak diragukan lagi meneruskan tradisi pagan dimana kehormatan kita sebagai calon ibu yang mulia diinjak-injak.
Supaya lebih mantap, Allah dan Rasul-Nya Muhammad SAW mengingatkan:
“Dan sungguh sekiranya engkau (Muhammad) mengikuti hawa nafsu mereka setelah datangnya kebenaran ini kepadamu, niscaya engkau akan masuk golongan orang-orang zalim”. (Q. S. Al-Baqarah (2): 145)
Memang fenomena V Day ini adalah keniscayaan zaman yang tak bisa dihapuskan. Tapi bukan mustahil ya untuk memulai dari diri kita sendiri kebaikan yang sudah jelas menjadi jalan selamat hidup di dunia dan akhirat kelak.
“Sungguh kalian akan mengikuti jejak umat0umat sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehingga kalau mereka masuk ke dalam lubang biawak, niscaya kalian pun akan ikut masuk ke dalamnya”. (H. R. Bukhari dan Muslim)
Apabila kita tidak mau disamakan menjadi seburuk bangsa pagan yang belum mengenal penciptanya, marilah kita niatkan perlahan-lahan dengan nurani dan akal sehat kita. Inilah saatnya kita membuktikan bahwa kita berbeda dengan hewan yang tak berakal. Kucing kita saja bisa memilih pasangan yang mereka sukai, apalagi kita yang berakal insha Allah bisa memutuskan berpasangan dengan imam dan makmum yang halal kelak kalau kita sudah siap.
“Barang siapa meniru/menyerupai suatu kaum, maka dia adalah bagian dari mereka”. (H. R. Bukhari)
Jika belum siap untuk menghalalkan melalui pernikahan, mari jaga diri dengan puasa (shaum) dan bergaul dengan orang-orang beriman yang insya Allah bisa saling mengingatkan dan mendoakan kita agar selalu di bawah lindungan-Nya. Aamiin Ya Rabbal’alamiin. Semoga bermanfaat.
Demikian Info Terapung tentang Agama dari sumber Annina Online/
Mungkin saja coklat dan bunga enggak berpengaruh buruk? Tapi apakah pernah terbayangkan kalau itu hanya bungkus saja dan di dalamnya benar-benar ada benda yang bernama kondom? Na'udzubillahi min dzalik. Untuk menyegarkan ingatan kita tentang asal muasal V Day, mari kita kembali ke masa pagan Romawi beberapa periode yang lalu sebelum manusia mengenal Allah Sang Pencipta.
Awalnya V Day merupakan perayaan di zaman pagan yang dikenal dengan Lupercalia. Nama ini diambil dari nama Dewa Lupercus yang melambangkan kesuburan bangsa Romawi. Biasanya di masa itu dirayakan setiap tanggal 13-18 Februari. Dewa ini juga dikenal sebagai Dewa Pan yang disimbolkan dengan kepala kambing. Bisa jadi kepercayaan orang tentang kambing yang bisa menyuburkan pasangan suami istri diambil dari sejarah ini ya? Wallahua'lam bishshawab. Ada kemiripan dewa ini dengan sesembahan kaum Yahudi yang dikenal sebagai Baphomet.
Dewi Juno atau lebih akrab dikenal Hera dalam mitologi Yunani juga disembah dalam perayaan V Day. Dewi ini perlambang pernikahan dan kesuburan. Karena dari tadi pembahasannya tentang kesuburan, sangat eratlah kaitannya dengan hubungan badan antara pria dan wanita yang menjadi agenda utama perayaan V Day ini. Lagi-lagi istighfar banyak-banyak, yuk!
Maka dari itu, dalam bentuk kunonya acara V Day berupa pemasang-masangan para pria dan wanita. Mereka dihidangkan untuk melakukan percintaan semalaman. Jadilah perayaan V Day identik dengan bersenang-senang. Perayaan ini berlangusng bertahun-tahun lamanya sampai Kristen menjadi agama negara Romawi. Kemudian pada 496 Masehi Paus Gelasius memutuskan perayaan Lupercaliasebagai hari raya gereja karena benar-benar tak sanggup mengahapuskan kebiasaan pagan ini. Jadilah namanya yang semula Festival Lupercalia menjadi Valentine’s Day (V Day). Dikaranglah sebuah cerita orang suci (saint) Saint Valentinus yang tewas demi cinta. Namun sangat disayangkan esensi acara itu tetap sama yaitu kesuburan yang dilambangkan dengan pesta yang tidak halal antara pasangan pria dan wanita.
Barulah pada 1969 gereja benar-benar melarang V Day. Hal ini sangatlah terlambat! Cerita St. Valentinus sudah keburu melegenda dan maksiat sudah mendarahdaging untuk dilegalkan atas nama cinta. Betapa kasihan yang namanya “cinta” itu. Sampai saat ini Barat seperti Inggris, Amerika, Eropa, dan belahan dunia pada umumnya mengaku terdapat lonjakan hubungan seks di luar nikah sebelum dan setelah tanggal 14 Februari.
Sehingga, untuk mengurangi aksi-aksi yang tidak diinginkan ada beberapa kampanye yang dilakukan. V Day di Inggris dikenal sebagai “The National Impotence Day” yang dimaksudkan untuk menghimbau para pemuda untuk tidak berhubungan badan selama seminggu itu. Amerika memperingatinya sebagai “National Condom Week”. Mereka sangat sadar V Day sama dengan Sex Day. Na'udzubillahi min dzalik. Bagaimana pendapat Sobat tentang Indonesia?
Berdasarkan catatan Ustadz Felix Y. Siauw ada 413 orang yang disurvei 26,4 % merayakan V Day dengan gebetan atau pacar atau kekasih mereka. Agenda yang dipilih bukan hanya jalan-jalan, makan-makan, dan berciuman, tapi juga hubungan badan. Data ini berdasarkan survei Koran PR tahun 2005. Kompas pada 2006 juga menemukan 54 % remaja di Bandung pernah berhubungan badan, kota lain seperti Jakarta: 51 %, Medan 52 %, dan Surabaya 47 %.
Parahnya lagi bisnis kondom untung pesat di musim V Day ini. Penjualannya meningkat 40-80 % bahkan terjual habis!. Beginilah kengerian yang dibungkus dengan imut-imut dan serba pink. V Day sudah tidak diragukan lagi meneruskan tradisi pagan dimana kehormatan kita sebagai calon ibu yang mulia diinjak-injak.
Supaya lebih mantap, Allah dan Rasul-Nya Muhammad SAW mengingatkan:
“Dan sungguh sekiranya engkau (Muhammad) mengikuti hawa nafsu mereka setelah datangnya kebenaran ini kepadamu, niscaya engkau akan masuk golongan orang-orang zalim”. (Q. S. Al-Baqarah (2): 145)
Memang fenomena V Day ini adalah keniscayaan zaman yang tak bisa dihapuskan. Tapi bukan mustahil ya untuk memulai dari diri kita sendiri kebaikan yang sudah jelas menjadi jalan selamat hidup di dunia dan akhirat kelak.
“Sungguh kalian akan mengikuti jejak umat0umat sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehingga kalau mereka masuk ke dalam lubang biawak, niscaya kalian pun akan ikut masuk ke dalamnya”. (H. R. Bukhari dan Muslim)
Apabila kita tidak mau disamakan menjadi seburuk bangsa pagan yang belum mengenal penciptanya, marilah kita niatkan perlahan-lahan dengan nurani dan akal sehat kita. Inilah saatnya kita membuktikan bahwa kita berbeda dengan hewan yang tak berakal. Kucing kita saja bisa memilih pasangan yang mereka sukai, apalagi kita yang berakal insha Allah bisa memutuskan berpasangan dengan imam dan makmum yang halal kelak kalau kita sudah siap.
“Barang siapa meniru/menyerupai suatu kaum, maka dia adalah bagian dari mereka”. (H. R. Bukhari)
Jika belum siap untuk menghalalkan melalui pernikahan, mari jaga diri dengan puasa (shaum) dan bergaul dengan orang-orang beriman yang insya Allah bisa saling mengingatkan dan mendoakan kita agar selalu di bawah lindungan-Nya. Aamiin Ya Rabbal’alamiin. Semoga bermanfaat.
Demikian Info Terapung tentang Agama dari sumber Annina Online/