23.08
0

Membuka kembali halaman koran Banjarmasin Post edisi 10 Februari 2013, saya menemukan satu bahan bacaan yang baru saya ketahui. Judulnya Mengangkat Kembali Tradisi Mokka Blabar.

Otomatis timbul pertanyaan, apa itu tradisi Mokka Blabar? Untuk menjawab pertanyaan itu, inilah penjelasannya, saya sarikan dari koran tersebut di atas.

Mokka Blabar


Tradisi Mokka Blabar merupakan tradisi yang adanya di Kabupaten Sampang, yang terletak di di daerah barat Pulau Madura, Jawa Timur. Tradisi Mokka Blabar merupakan tradisi (rangkaian, red) pernikahan yang dilaksanakan sebelum acara pernikahan berlangsung.

Sayangnya, seiring dengan perkembangan zaman, Mokka Balbar mulai jarang dijumpai. Dalam tradisi Mokka Blabar, sebelum memasuki pekarangan rumah mempelai perempuan, penganten pria beserta rombongan harus melewati tujuh tirai atau blabar berwarna merah yang dijaga sesepuh mempelai perempuan.


Ketua rombongan atau sesepuh mempelai pria kemudiaan menyobek blabar sambil menjawab pertanyaan dari sesepuh mempelai perempuan yang menjaga blabar dengan bahasa tembang seperti macapat.

Sebenarnya Mokka Blabar ini sudah menjadi tradisi di Sampang. Prosesi Mokka Blabar dinilai kuno, padahal tradisi ini sangat menarik bila dilaksanakan dalam setiap pesta pernikahan. Selain itu acara ini menunjukan perjuangan mempelai pria untuk meminang idamanya. Sebab-dalam sepuluh tirai yang harus dilalui itu masing-masing tirai ada sesuatu pertanyaan yang harus dijawab oleh rombongan mempelai pria. Kalau tidak bisa menjawab bisa menggagalkan pernikahan


Setelah masuk tirai ketujuh, mempelai pria akan ditanya mengenai kapur dan sirih, yang berarti suci dan
berani untuk membina rumah tangga. Prosesi Mokka Blabar ini juga diiringi musikdaerah seperti halnya Hadrah atau rebana.. 

Hakikatnya berumah tangga ialah memadukan dua hati untuk membangun masa depan. Tradisi Mokka Blabar merupakan simbol bagi kedua mempelai bahwa berumah tangga itu sulit. Jika tidak mampu menembus berbagai rintangan, maka besar kemungkinan rumah tangga akan cepat goyah. 

Hal tersebut merupakan simbol, bahwa membina rumah tangga harus penuh rasa tanggung jawab dan bisa melewati semua rintangan dalam hidup,

Sekarang ini, masyarakat yang menggunakan tradisi ini saat menggelar pernikahan masih ada, tapi tidak seutuhnya digunakan, hal itu dikarenakan akan memakan waktu lama dan biaya yang tidak sedikit, jadi hanya 20 persen dari keseluruhan susunan prosesi yang dikurangi oleh masyarakat.

Nah, sudah tahu kan sobat, apa itu tradisi Mokka Blabar?