Pada suatu hari ketika Rasulullah lengah dikelilingi para sahabat di dalam masjid, terjadilah pembahasan beberapa masalah agama. Mengingat Rasul tidak selalu berada di antara mereka maka, dengan maksud mempermudah dalam menyelesaikan perkara yang dihadapi umat, dengan singkat Rasul bersabda "Ana madinatul ilmi wa Aliyun baabuha" (Saya ini ibarat kota ilmu sedang Ali sebagai pintu gerbangnya).
Dengan sabda Rasulullah tersebut, para sahabat yang hadir merasa tenang, karena manakala Rasul tidak ada bersama mereka, maka dengan mudah menjumpai Ali dan minta jawaban tentang hal-hal yang ingin diketahui oleh mereka.
Berita mengenai Ali yang diberi gelar oleh Rasul sebagai "Pintu Gerbang" ilmunya beliau, maka untuk sementara waktu tidak menimbulkan reaksi apa-apa dikalangan para sahabat. Juga tidak menimbulkan kecurigaan atau iri, tetapi tidak demikian halnya dengan masyarakat Yahudi karena mereka merasa sebagai bangsa yang unggul di Madinah.
Mereka menyebarluaskan bisik-bisik dan profokasi di lingkungan Yahudi yang tidak suka pada Islam, khususnya kepada Ali bin Abi Thalib. Maka jika mereka dapat menjatuhkan dan menjelekkan Ali, berarti nama Nabi pun akan jatuh dan jelek, bersama Ali dan umat Islam yang mempercayai kata-kata Nabi.
Api cemburu dan iri kepada Ali dan umat Islam, mendorong mereka untuk bersepakat mempermalukan Ali dengan mengirim 10 orang yang dianggap paling pintar untuk mendatangi Ali dan mengujinya dengan pertanyaan yang sama. (Meski 10 pertanyaan itu sama, Ali harus menjawab dengan jawaban yang berbeda):
Orang pertama bertanya: "Hai Ali. mana yang lebih utama ilmu apa harta?". Dijawab oleh Ali yang lebih utama adalah ilmu, karena bila ilmu diberikan kepada orang lain dan diamalkan maka ilmu akan bertambah, tapi bila harta diberikan akan berkurang".
Orang kedua bertanya :"Mana yang lebih utama ilmu atau harta?". Ali menjawab : "Ilmu, karena si apa yang membawa ilmu tidak terasa berat, tapi siapa yang membawa harta maka akan berat memikulnya".
Orang ketiga bertanya: "Mana yang lebih utama ilmu atau harta?" Ali menjawab: "Ilmu, karena penuntut ilmu berada di jalan surga sedang perebut harta menuju ke neraka".
Orang keempat bertanya: "Mana yang lebih utama ilmu atau harta?" Ali menjawab: "Ilmu, karena ilmu akan menjaga pemiliknya, sedang pemilik harta, dia akan menjaga hartanya"
Orang kelima bertanya: "Mana yang lebih utama ilmu apa harta?". Ali menjawab: "Ilmu. Karena pemilik ilmu dimuliakan sedang pemilik harta dicibirkan".
Orang keenam bertanya: "Mana yang lebih utama ilmu atau harta?". Ali menjawab: "Ilmu. karena di Akhirat pemilik ilmu akan ditolong ketika di hisab sedang pemilik harta justru dihisab/dituntut, dari mana. dan untuk apa harta yang dikumpulkan itu".
Orang ketujuh bertanya: 'Mana yang lebih utama ilmu atau harta?". Ali menjawab: "Ilmu. karena pemilik ilmu disebut sebagai orang mulia, ilmuwan atau ulama sedang pemilik harta dikenal sebagai materialis atau matre dan bakhil".
Orang kedelapan bertanya: "Mana yang lebih utama, ilmu atau harta?" Ali menjawab: 'Ilmu, karena pemilik ilmu dikenal sebagai pewaris Nabi, sedangkan pemilik harta dikenal sebagai pewaris qarun, pengikut Fir'aun".
Orang kesembilan bertanya: "Mana yang lebih utama ilmu atau harta?". Ali menjawab : "Ilmu karena penyebar ilmu dikenal sebagai muliawan sedangkan pengumbar harta disebut pemboros/mubadzir".
Orang kesepuluh dengan penasaran masih bertanya dengan hal yang sama : "Mana yang lebih utama ilmu atau harta ?" Ali menjawab Ilmu karena orang berilmu akan diangkat derajatnya disisi Allah, sedang pemilik harta, sama sekali tidak diangkat oleh Allah.
Dengan jawaban-jawaban yang mantap tersebut akhirnya ke 10 orang Yahudi tadi pergi ngeloyor, merasa malu dan mengakui kebenaran dan kealiman Ali sebagaimana disabdakan Nabi dan Rasul Muhammad saw, dan mereka tidak pernah datang lagi untuk menguji Ali Radhiyallahu'anhu.