Demi mengobati orangtuanya, Fahmi Rahardiansyah (19) menawarkan ginjalnya seharga Rp 50 juta di Kaskus. Seorang Kaskuser pun mencoba menawar ginjal Fahmi Rp 1 juta.
"Yang nawar sih sudah ada tadi (kemarin) pagi. Tapi dia nawarinya cuma Rp 1 juta. Saya lagi butuh uang, tapi dibecandain seperti itu. Jadi gimana gitu ya," kata Fahmi di rumahnya, kawasan Balaraja, Tangerang, Banten, Selasa (12/3).
Fahmi mengungkapkan, ia baru mau menjual ginjalnya, jika harganya mencapai Rp 50 juta. Uang tersebut akan ia gunakan membantu perawatan dan penyembuhan ayahnya yang menderita darah tinggi kronis, sampai menyerang syarafnya.
Fahmi mengaku kalau orangtuanya tidak mengetahui niatnya menjual organ tubuh. Ia takut kalau orangtuanya tahu usahanya menjual ginjalnya, justru membuat penyakit ayahnya makin parah.
Fahmi menuturkan, awal niatnya menjual ginjal muncul ketika kondisi kesehatan ayahnya memburuk tiga hari lalu. Ia mengaku bingung mencari uang. Fahmi pun mencoba mem-posting untuk menjual ginjalnya demi perawatan orangtuanya.
Ayah Fahmi, Muhamad Dik Ahmadi (70), sempat dirawat di rumah sakit karena kondisi kesehatannya drop. Namun, karena tak memiliki uang, ayahnya terpaksa tinggal di rumah dan hanya melakukan rawat jalan.
"Kalau rawat jalan, sekali check up bisa habis Rp 400 ribu sampai Rp 500 ribu. Kalau uang segitu masih ada simpenan-simpenannya. Tapi, kalau harus diinapkan, uangnya sudah habis," aku Fahmi.
Beberapa saat setelah mem-posting penjualan organ tubuh tersebut, kata Fahmi, banyak pengguna Kaskus yang mengomentari atau memberikan pesan singkat padanya. Komentar dan pesan singkat itu untuk memberikan semangat Fahmi untuk membantu penyembuhan orangtuanya tanpa harus jual organ tubuh.
"Saya cuma mau bantu pengobatan orangtua saya," tukasnya. Fahmi merupakan anak tunggal pasangan Muhamad Dik Mahmudi dan Ami (50). Ayahnya sudah tiga tahun menderita penyakit darah tinggi. Ia harus menjalani pengobatan syaraf untuk bisa sembuh seperti sedia kala.
Beberapa pekan lalu, ayahnya sempat dirawat di Puskesmas Balaraja dan menghabiskan uang sekitar Rp 2,5 juta. Untuk memberikan pengobatan intensif, orangtua Fahmi harus menjalani terapi syaraf sampai kondisi orangtuanya membaik.
"Sekali terapi bisa habis Rp 1,5 juta. Saya anak tunggal, jadi tanggungan di saya semua," ungkapnya. Fahmi baru lulus SMK Kesehatan setahun lalu. Aktivitasnya akhir-akhir ini bekerja sebagai asisten dokter di klinik wilayah Bandung.
Gajinya sebulan Rp 1 juta. Uang tersebut untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan orangtuanya.
Selain gaji itu, keluarga Fahmi mendapatkan uang pensiun ayahnya Rp 800.000 per bulan. Menurut Fahmi, dengan uang Rp 1,8 juta per bulan, tak cukup untuk biaya pengobatan ayahnya.
Untuk itu dia mem-posting untuk jual ginjal melalui jejaring sosial. "Saya tahu ini pidana, saya juga takut. Tapi kalau orangtua saya sembuh, saya nggak apa-apa kalau harus dipenjara," tegas Fahmi (Tribun Jakarta)