09.53
0

Kata orang, SMA merupakan masa-masa sekolah yang paling berkesan. Bahkan, tidak jarang mereka ingin kembali mengulang masa-masa indah tersebut. Namun, pengalaman serupa tidak dirasakan mahasiswa SSR School of Sound Engineering Mikha Angelo yang melewati jenjang SMA dan langsung menikmati bangku perkuliahan setelah lulus dari SMP Tirta Marta BPK Penabur.



Mikha, Lulus SMP Langsung Kuliah


Finalis X-Factor Indonesia itu mengikuti semacam program akselerasi yang diselenggarakan SSR School of Sound Engineering. Program ini memberikan kesempatan bagi para pelajar yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi di bidang musik tanpa melihat ijazah SMA. Tentu saja dengan memperhitungkan sejumlah indikator yang telah ditetapkan

Alhasil, setelah melewati serangkaian tes, pemuda berusia 15 tahun itu telah langsung melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, dengan menyandang predikat mahasiswa jurusan Audio Engineering Techniques and Technology. 

"Masuknya dari interview dan tidak perlu ijazah SMA. Yang dilihat nilai komputer, matematika, pertanyaan seputar musik, serta file-file recording. Penilaian terserah mereka. Jika dinyatakan lolos, maka terdaftar sebagai mahasiswa," ujar Mikha.

Meloncati tingkat SMA dan langsung menjajal bangku kuliah tentu menimbulkan kerinduan tersendiri.  Dan Mikha yang lahir pada 8 November 1997 itu tidak menampik kerap menemukan kesulitan dalam pergaulan. Sebab, teman-teman kampus Mikha umumnya berusia jauh lebih tua darinya. Namun, kontestan X-Factor Indonesia itu menyatakan mantap melewati masa SMA untuk lekas merampungkan pendidikannya.

"Enggak terlalu terasa. Enggak pernah tahu rasanya seperti apa. Kontestan lain juga suka bilang masa SMA yang paling seru. Tapi saya enggak mau mikirin karena kalau dipikir-pikir ke depan lebih enak langsung kuliah, hemat waktu. Saya bisa lulus lebih dulu. Bebas duluan daripada mereka," tuturnya.

Menurut Mikha, keputusannya untuk masuk ke perguruan tinggi tidak lain untuk mendukung cita-citanya di bidang musik. Sehingga, lanjutnya, bidang pekerjaan ke depan akan semakin luas.

"Saya milih kuliah karena bisa bantu untuk karier sebagai musisi. Kalau enggak sukses sebagai musisi karena jenis musik yang saya geluti tidak terlalu diterima di masyarakat, saya bisa jadi produser. Jadi enggak bergantung ke orang lain," urai anak ketiga dari empat bersaudara itu.


Tentang kompetisi X Factor Indonesia, menurut anak ketiga dari empat bersaudara itu, ilmu dalam perkuliahan sangat membantu dalam mengikuti kompetisi, seperti teknik miking di stage. Sehingga, katanya, meski memiliki kekurangan dari segi pengalaman dibandingkan finalis yang lain, sisi teknis menjadi kelebihan yang dapat membantunya melewati kompetisi. (Okezone)