05.36
0

Belasan guru yang ada di SDN 002 Batam Kota, mogok mengajar. Aksi mogok dipicu ketidakharmonisan antara kepala sekolah dan para guru. Para guru menilai, sejumlah kebijakan Kepala Sekolah baru SDN 002 Batam Kota, Yuraini, tidak sesuai dengan  pola ajar yang ada.


Di Batam, Para Guru Mogok Mengajar Menolak Kepsek Baru


Aksi mogok ini dilakukan mulai jam mata pelajaran pertama, yakni sekitar pukul 07.00 WIB hingga pukul 09.15 WIB. Alhasil dari aksi mogok mengajar ini sejumlah siswa SDN 002 Batam Kota mulai dari kelas I hingga kelas VI menjadi terlantar. Sampai pukul 09.19 WIB, aksi mogok mengajar masih berlangsung.

Informasi yang berhasil dihimpun, akar dari permasalahan ini bermula saat pergantian kepala sekolah, yang dulunya dipimpin oleh Khairulzaman kini digantikan oleh Yuraini. Seluruh program-program kepala sekolah terdahulu yang memang sudah berkualitas dan berjalan baik, mendadak ditiadakan oleh Yuraini dengan alasan tidak jelas.

Selain itu, sejumlah ruang fasilitas seperti ruang perpustakaan, ruang komputer dan beberapa ruang lainnya, juga mendadak diganti tanpa ada pembahasan dengan sejumlah guru, terutama guru bidang studi. Begitu juga dengan kegiatan ekstrakulikuler seperti pemantapan bidang studi Matematika, IPA, Bahasa Indonesia dihapuskan. Hal ini dianggap merugikan siswa, khususnya kelas VI.

Ketidakharmonisan memuncak karena sifat kepala sekolah dianggap di luar kewajaran. Yuraini dinilai kerap berlaku kasar kepada para guru. Tindakan kasar ini, kabarnya, dilakukan di depan para siswa. 

Nurjanah, wali kelas V misalnya, mengaku secara sengaja dilempar kotak tisu oleh atasannya itu. Ia menyebut hal itu dilakukannya di depan para siswa siswi kelas V.

Kasus ini memang muncul sejak adanya kepala sekolah SDN 002 Batam Kota yang baru yakni Yuraini, bahkan sejumlah guru juga sudah mengirimkan surat keberatan kepada Dinas pendidikan Kota Batam hingga anggota DPRD Kota Batam, namun sampai saat ini permasalahan tidak kunjung selesai.


Senada juga diungkapkan Anto, walimurid lainnya yang menilai memuncaknya mogok mengajar para guru ini karena perilaku kepala sekolah tidak lagi mencerminkan seorang guru, akan tetapi arogansi yang terlihat. (Tribun Jakarta)