10.34
0

Dalam dunia kedokteran dikenal istilah intoleransi laktosa. Intoleransi artinya tidak tahan terhadap sesuatu, tetapi bukan alergi. Laktosa adalah karbohidrat (gula) yang terdapat dalam susu. 

Jadi, intoleransi laktosa adalah kondisi di mana seseorang tidak tahan terhadap gula susu. Bila minum susu akan timbul gejala yang mengganggu, seperti sering kentut, kembung, mules bahkan mencret.

Mengenal Apa itu Intoleransi Laktosa


Laktosa ialah karbohidrat yang sederhana Tidak seperti pati (nasi) yang merupakan karbohidrat kompleks dengan banyak molekul monosakarida. 

Monosakarida adalah gula sederhana yang merupakan hasil akhir pencernaan karbohidrat dalam saluran cerna manusia, yang kemudian diserap melalui usus ke dalam sirkulasi darah. Monosakarida inilah yang digunakan untuk metabolisme tubuh, seperti menyediakan tenaga dan membangun jaringan tubuh. Contoh monosakarida ialah glukosa, fruktosa dan galaktosa. Nah. laktosa hanya mempunyai dua molekul monosakarida, yaitu glukosa dan fruktosa. 

Oleh karena itu, laktosa (gula susu) lebih mudah dicerna dibanding pati Enzimnya pun berbeda, untuk mencerna pati dibutuhkan enzim amilase yang diproduksi oleh pankreas, sedangkan untuk mencerna laktosa dibutuhkan enzim laktase yang berada di permukaan lapisan lendir usus.

Sewaktu bayi lahir, saluran cerna belumlah sempurna struktur dan fungsinya; terus berkembang sampai usia kira-kira 2 tahun. Fungsi pankreas, yang antara lain memproduksi dan mengalirkan enzim amilase ke dalam usus untuk mencerna pati, juga belum sempurna. Enzim ini baru mulai berfungsi pada bayi berusia sekitar usia 4 6 bulan. Sementara enzim laktase sudah tersedia sejak lahir. 

Oleh karena itu, bayi jangan diberi makanan tambahan sebelum berusia 6 bulan. Hal Itu percuma karena enzim amilase dan enzim pencerna protein dan lemak belum tersedia cukup. 

Sejak lahir, karena telah tersedia cukup laktase. bayi dapat mencerna laktosa yang terkandung dalam ASI dengan baik. Kecuali pada bayi lahir prematur, enzim laktasenya belum tersedia cukup. Namun secara alamiah, ASI ibu yang melahirkan bayi prematur kurang kandungan laktosanya sehrngga sesuai dengar kondisi bayinya. Itulah pencerminan kekuasaan Tuhan.

ASI (baca: air susu induk bila pada hewan) memang mengandung laktosa sebagai sumber karbohidratnya. Hampir semua hewan mamalia ASI nya mengandung laktosa, kecuali anjing laut pasifik. 

Pada hewan mamalia, kadar laktase tetap tinggi selama menyusui induknya. Namun, begitu mulai memakan makanan padat, otomatis kadar laktase nya mulai menurun digantikan perannya oleh enzim pencerna karbohidrat yang lain.

Begitu juga pada manusia, selama menyusui, kadar laktase tetap tinggi sampai kira kira berusia 2 tahun. Setelah itu, kadar enzim laktasenya menurun. Pada kebanyakan manusia Asia, termasuk Indonesia, setelah disapih lepas dan ASI, kadar laktase ususnya berangsur menurun. Makin tua umurnya, makin rendah kemampuan mencerna laktosanya- dengan kata lain mencerna susunya. 

Pada penelitian anak berusia 3 5 tahun di Jakarta, ada sekitar 25 persen anak yang tidak sempurna mencerna susu, pada anak usia sekolah dasar meningkat menjadi 50 persen, dan pada pelajar SMP sekitar 75 persen. 

Pada manusia dewasa Indonesia, hampir seluruhnya (99 persen) tidak mampu mencerna susu dengan sempurna. Karena itulah bila manusia mengkonsumsi susu atau produk olahan susu berlebihan akan menimbulkan gejala intoleransi laktosa, seperti sering kentut, perut kembung, bunyi kerocok di perut, sakit perut, bahkan sampai mencret. Biasanya anak besar dan dewasa masih mampu mencerna laktosa setara dengan 2 gelas susu. Lebih dari itu, kita akan merasakan gejala intoleransi tadi. (Kompas Cetak kolom Apa Kata Dokter, 3/3/2013)