19.46
0

Setelah berita dunia pendidikan Indonesia banyak dipenuhi berita kekerasan seksual dan kriminalitas lainnya. Kini ada berita menggembirakan tentang prestasi pelajar kita. Dua pelajar dari Kota Soto berhasil menciptakan pengharum ruangan berbahan kotoran sapi.

Kotoran sapi ternyata bisa memberi inspirasi untuk sebuah karya ilmiah. Dua pelajar SMA Muhammadiyah Babat Lamongan ini telah membuktikan hal tersebut. 

Siswa di Solo Mengubah Kotoran Sapi jadi Pengharum Ruangan


Dua pelajar tersebut adalah Dwi Nailul Izzah dan Rintya Miki Aprianti, siswi Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah Babat.

Berkat pengharum ruangan berbahan sapi itu pula, 2 siswi ini sukses mengantarkan keduanya meraih medali emas di ajang Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) 2013 di Jakarta pada 26-28 Februari 2012 lalu. Sukses itu kini akan membawa keduanya menjadi wakil Indonesia di ajang olimpiade internasional, International Environment Project Olympiad (INEPO) 2013 di Istanbul, Turki, pada 17-20 Mei mendatang.

Nailul mengatakan, lewat karya ilmiahnya, mereka mengolah limbah kotoran (feses) sapi menjadi cairan pengharuman ruangan dengan aroma alami tumbuh-tumbuhan. Pengharum ruangan yang kami hasilkan, kata Nailul, murni berbau alami seperti tetumbuhan yang menjadi makanan sapi dan bukan karena ditambahi dengan bahan kimia agar bisa berbau wangi.

Nailul mengungkapkan, pengharum ruangan ini sehat karena tidak mengandung berbagai bahan kimia berbahaya seperti benzo acetan layaknya produk pengharum di pasaran. Selain itu, lanjut Nailul, pengharum ruangan ini ekonomis karena ongkos produksinya sangat murah, hanya Rp 21 ribu untuk kemasan 225 mililiter.

"Kami berdua juga sudah membuat kajian ekonomi sehingga karya ini bisa dipasarkan," ujar Rintya menambahkan.

Untuk itulah, lanjut Rintya, mereka akan segera diajukan hak paten atas karya mereka. Terlebih, imbuh dia, setelah ditelisik di web site Dirjen Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) belum ada paten produk sejenis.

Rintya menjelaskan, butuh waktu 7 hari hingga kotoran sapi tersebut bisa menjadi pengharum ruangan berbau tetumbuhan. Prosesnya cukup lama karena harus melalui proses ekstraksi dua kali ditambah dengan proses fermentasi.

"Kami memilih bahan dasar sapi karena mudah ditemukan di Lamongan," pungkas Rintya. (Detik)

Update:
Foto: Pengharum ruangan dari kotoran sapi

Siswa SMA Mengubah Kotoran Sapi jadi Pengharum Ruangan 2

Dua siswi Rintya Miki Apriyanti (kiri) dan Dwi Nailul Izzah (kanan) menunjukan hasil penelitian karya ilmiah mereka berupa Limbah Peternakan Sapi (LPS)-Air Freshener di Laboratorium SMA Muhammadiyah Babat, Lamongan, Jatim Senin (11/3). Karya Ilmiah berupa parfum pengharum ruangan yang dibuat dari kotoran (feses) sapi dengan aroma alami tumbuh-tumbuhan itu menjadi pengharum ruangan alternatif yang baik untuk kesehatan karena tidak mengandung berbagai bahan kimia berbahaya seperti benzo acetan layaknya produk pengharum di pasaran. Karya ilmiah tersebut akan mewakili Indonesia pada lomba International Environment Project Ilympiade (INEPO) 2013 di Istanbul, Turki, pada 17-20 Mei 2013. (Metronews)

Siswa SMA Mengubah Kotoran Sapi jadi Pengharum Ruangan 3