10.55
0

Sulitnya akses pelayanan medis bagi masyarakat prasejahtera, terutama yang hidup di wilayah terpencil, membuat sebuah organisasi medis di Jakarta berinisiatif mengadakan proyek bertajuk Pelayaran Perdana Proyek Rumah Sakit Apung (Floating Hospital).


Wow, RS Apung Swasta Pertama di Indonesia!
ilustrasi


Dengan mengutamakan keunggulan Indonesia sebagai negara maritim, Yayasan Dokter Peduli atau DoctorShare pun bermaksud menyediakan pelayanan medis di atas perahu yang disebut 'RS Apung'. Kegiatan yang dimotori Lie A Dharmawan itu bertujuan memberikan pelayanan medis yang terdiri dari pengobatan umum, bedah minor, dan bedah mayor yang tentunya dilakukan di atas kapal.

Sang penggagas proyek ini adalah dr. Lie A Dharmawan, Phd, FICS, SpB, SpBTKV. Dalam konferensi pers di Kemayoran, Kamis (14/3), menjelaskan, "Setiap warga berhak mandapatkan pelayanan medis sesuai dengan UU. Namun, nyatanya masih banyak warga yang kesulitan mendapatkannya, terutama mereka yang tinggal di berbagai pulau terpencil di Indonesia."

Dr Lie pun menyatakan tidak bisa selalu mengharapkan pemerintah. Menurutnya, rumah sakit bergerak bisa diterapkan di kereta api atau pesawat terbang. Tapi, dirinya memilih apung mengingat geografi Indonesia yang sebagian besar berupa laut.

"Laut bukan pemisah, tapi justru pemersatu kita," kata Dr Lie yang juga merupakan kepala bedah di RS Husada itu.

Ia menjelaskan sebenarnya RS Apung sudah ada beberapa, bahkan ada di setiap negara. Namun, itu semua merupakan milik angkatan bersenjata dan dikeluarkan bila kondisi genting seperti perang. "Maka itu, ini adalah RS Apung swasta pertama yang ada," kata Dr Lie.

Rumah sakit apung ini akan merapat ke pulau-pulau kecil dan berlabuh di sana. Dengan sebuah sekoci, dokter dan perawat akan membawa peralatan ke darat. Dokter akan memeriksa pasien dan jika memerlukan tindakah lebih lanjut seperti pembedahan, pasien akan dibawa ke kapal. Setelah rampung, kapal akan melanjutkan perjalanan ke pulau berikutnya.

Rumah sakit itu sendiri berupa kapal seluas 23,5 x 6,55 meter. Fasilitasnya setara dengan rumah sakit standar seperti ruang periksa, kamar bedah, kamar rontgen, dan laboratorium. Di atas kapal akan ada 25 dokter dan 25 sukarelawan.

Pelayaran perdana kapal Rumah Sakit Apung (Floating Hospital) swasta pertama di Indonesia ini  dilaksanakan pada 16-17 Maret 2013 menuju Pulau Panggang di Kepulauan Seribu.

Untuk kegiatan pengobatan umum, bedah, minor, dan bedah mayor dilakukan serentak mulai pukul 13.00 WIB.

Pengobatan umum diadakan di balai karang taruna Pulau Panggang dengan total pasien 320 orang. Lima penyakit terbanyak yang ditemukan di daerah itu adalah hipertensi, ISPA, dermatitis, dyspepsia, dan myalgia.

Untuk kasus-kasus pengobatan umum yang memerlukan pemeriksaan penunjang, Rumah Sakit Apung juga melayani pemeriksaan EKG dan USG.

Terlihat banyak ibu-ibu hamil di Pulau Panggang yang meminta pemeriksaan USG kandungan. Ternyata, mereka selama ini hanya memeriksakan kandungan ke bidan atau dokter puskesmas yang fasilitasnya kurang memadai.

Adapun pelayanan bedah minor dilakukan di kantor kelurahan lama Pulau Panggang. Kebanyakan kasus yang ditemukan terdiri dari lipoma, atheroma, dan nevus pigmentosus.

Pasien terus berdatangan dan mendaftarkan diri untuk bedah minor. Namun, karena keterbatasan waktu, total pasien yang berhasil dilakukan tindakan pembedahan minor hanya berjumlah 15 orang.


Dr Lie melanjutkan dalam setahun ke depan, RS Apung akan berlayar ke Bangka Belitung, Kalbar, dan pulau-pulau kecil di Bali kemudian Sumba, diakhiri di wilayah timus Indonesia.

Proyek ini pun sudah mendapatkan tanggapan dari pemerintah khususnya oleh Ahok selaku Wakil Gubernur Jakarta. Pemda, menurutnya juga telah menawarkan kerja sama melalui KJS dan Jamkesda. (Metrotvnews)