Kesabaran manusia ada batasnya, istilah itu sudah umum kita dengar. Itu lah yang mungkin dialami Rafael Benitez.
Rafa mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari para suporter dan cap manajer interim di Chelsea. Benitez mengecam perlakuan para suporter dan klub serta bulat-bulat menyatakan akan hengkang dari Chelsea ketika musim ini berakhir.
Rafael Benitez ditunjuk sebagai manajer Chelsea pada November lalu sebagai pengganti Roberto Di Matteo yang dipecat. Chelsea menunjuk Benitez sebagai manajer interim hingga akhir musim. Kehadiran Benitez di kursi kepelatihan mendapat penolakan keras dari para suporter. Mereka secara terang-terangan memasang spanduk dan menghina Benitez. Berbeda sama sekali dengan perlakuan supporter pada Roberto Di Matteo yang dianggap sang Legenda Abadi The Blues, karena menyumbangkan 2 tropy bergengsi hanya dalam waktu sekitar dua bulan!
Mendapat perlakuan seperti itu, kesabaran Benitez akhirnya mencapai puncak. Pada jumpa pers usai mengalahkan Middlesbrough, Benitez menegaskan akan mundur ketika musim ini berakhir. “Chelsea memberikan saya status manajer interim yang merupakan kesalahan besar. Saya adalah manajer. Suporter sama sekali tidak membantu kami. Pada akhir musim saya akan pergi. Mereka tidak perlu mencemaskan saya,” kata Benitez seperti dikutip dari BBC.
Satu di antara alasan Rafa adalah sikap para suporter yang dia nilai sama sekali tidak membantu klub yang sedang mengalami masa sulit. Benitez menuding para suporter Chelsea terlalu sibuk memusuhi dirinya sejak mengambil alih kursi kepelatihan November silam.
“Saya telah terlibat di sepak bola selama 26 tahun, saya pernah memenangkan Liga Champions, Piala Dunia Antar Klub, Piala FA, Piala Super Italia, dua kali liga Spanyol, semuanya 9 trofi, semua trofi yang bisa anda menangkan di level klub,” ujar Spaniard itu.
“Jadi para suporter ini sama sekali tidak melakukan hal-hal yang menyenangkan untuk tim dan mereka hanya bernyanyi dan menghabiskan waktu dalam mempersiapkan spanduk. Mereka harus berkonsentrasi mendukung tim,” imbuh Rafa.
Pada kesempatan tersebut Benitez juga menyuarakan sakit hatinya dicap sebagai manajer interim. Menurut Benitez, semua manajer adalah manajer, tidak mengenal istilah interim.
“Saya punya gelar. Seseorang telah memutuskan gelar tersebut adalah interim. Mengapa? Ya, siapa tau? Baiklah itu keputusan anda. Saya tidak setuju, tapi itu adalah keputusan anda dan sekarang semua orang harus bertanggung jawab,” sindir pria 52 tahun itu.
Menurut Benitez semua manajer berstatus interim karena setelah mereka pasti ada manajer lain. Benitez menyorot pada kasus Chelsea yang ketika Roberto Di Matteo dipecat mereka tidak memiliki siapa pun namun menunjuk seseorang sebagai manajer interim.
“Manajer adalah manajer. Satu bulan, tiga bulan, tujuh bulan, tidak masalah,” kata mantan pelatih Valencia itu.
Rafael Benitez akhirnya pasrah tidak bisa mengubah status dan persepsi interim tersebut. Eks Inter Milan itu hanya ingin memberikan 100% kemampuannya hingga musim berakhir.
“Mereka akan tahu saya telah melakukan yang terbaik,” tutur Benitez yang pernah membawa Liverpool mengangkat trofi Liga Champions itu. (TribunJkt)